BREAKING NEWS

Minggu, 06 Maret 2022

Momentum Harlah IPNU 68 & IPPNU 67 (Kontemplasi dan Proyeksi era VUCA)

 


Saat ini IPNU menapaki tahun ke-68 dan IPPNU yang ke-67 dalam perjalanan usianya. Para pendirinya, mungkin tidak pernah menyangka organisasi yang semula berembrio dari LP Ma’arif dan kemudian menjadi underbouw Nahdlatul Ulama (NU) dapat bertahan dan menggeliat melintasi kerasnya perubahan. IPNU-IPPNU sebagai organisasi yang tidak kedap terhadap gempuran gelombang peradaban yang terus berkembang, tentu memiliki tantangan yang berbeda dari waktu ke waktu. Kelestarian IPNU-IPPNU yang telah sukses menginjakkan kaki sejarahnya selama dua pertiga (2/3) abad lebih ini, memberikan kita kabar gembira bahwa IPNU-IPPNU mampu eksis di tengah belukar tantangan dan hambatan. Sampai ketika dipaksa oleh keadaan politik, banyak organisasi kepemudaan, pelajar, dan kemahasiswaan yang berdiri sebelum maupun pada masa Orde Lama (Orla) telah bertumbangan.

Dalam sebuah sesi peluncuran buku, KH. Yahya Staquf atau biasa disapa Gus Yahya yang beberapa waktu lalu telah dilantik menjadi ketua PBNU menyinggung relevansi organisasi yang semakin memudar di tengah masyarakat. Beliau juga menyampaikan yang intisarinya bahwa sekarang mulai muncul gejala masyarakat tidak membutuhkan lagi organisasi. Semua bisa bergerak sendiri, tanpa jalur organisasi. Apa yang disampaikan Gus Yahya merupakan fenomena empiris yang terjadi di berbagai organisasi, termasuk juga tidak lain organisasi IPNU-IPPNU yang memiliki bidang garap disektor pelajar, santri & mahasiswa. Disrupsi teknologi menghadirkan disrupsi pula pada organisasi. Ini membuat peran yang selama ini dimainkan organisasi sedikit demi sedikit jadi tergeser. Terlebih ketika kondisi seperti saat ini yang masih pandemi turut memperkuat alasan tersebut.

Sebagai organisasi pelajar Islam terbesar di Indonesia, bahkan di dunia, IPNU-IPPNU ibarat mercusuar bagi masa depan NU mendatang. Di tengah arus besar disrupsi lingkungan dan teknologi, kehadiran & peran IPNU-IPPNU jadi semakin diharapkan. Bagaimana generasi masa depan NU ini memandang peradaban baru, seperti metaverse yang menjadi tema topic pelantikan PC IPNU-IPPNU Kab. Kediri beberapa waktu yang lalu menjadi salah satu contoh dari respons terhadap disrupsi itu sendiri. Dunia baru digital seperti metaverse, tentu akan memunculkan banyak goncangan dalam peradaban manusia. Perubahan ini menyimpan potensi sekaligus ancaman yang mesti direspons oleh masyarakat Nahdliyin muda yang tak lain adalah para pelajar intelektual NU.

Salah satu tantangan yang harus dihadapi di dunia organisasi IPNU-IPPNU saat ini adalah kita sedang mengalami apa yang sering disebut VUCA world. VUCA yang merupakan singkatan dari Volatile (bergejolak), Uncertain (tidak pasti), Complex (kompleks), dan Ambigue (tidak jelas) merupakan gambaran situasi di dunia di masa kini. Kondisi yang diadopsi dari istilah yang digunakan didunia militer menggambarkan kondisi yang serba berubah dan tidak pasti. Lebih jelasnya, Volatility berarti sebuah perubahan dinamika yang sangat cepat, bergejolak, tidak stabil, dan tak terduga. Tidak ada yang dapat memprediksi bahwa 2020 akan menjadi tahun paling buruk bagi hampir semua sektor di dunia. Dinamika sosial yang berbanding lurus dengan transformasi digital diberbagai aspek adalah tantangan tersendiri bagi organisasi yang menggarap segmen keterpelajaran. Maka dari itu adalah sebuah keniscayaan IPNU-IPPNU memiliki kemapuan adaptif & responsif. Hal itu tentu bisa tercapai ketika SDM (Sumber Daya Manusia) kader-kader IPNU-IPPNU digembleng dan dikembangkan sesui dengan segmen garapan kita.

Uncertainty bermakna sulitnya memprediksi isu dan peristiwa yang saat ini sedang terjadi. Masa depan penuh dengan ketidakpastian. Sejarah dan pengalaman masa lalu tidak lagi relevan memprediksi sesuatu yang akan terjadi. Kebijakan demi kebijakan silih berganti berubah-ubah hingga tidak dapat terprediksi. Proyeksi program yang sudah dirumuskan dengan penuh komitmen seketika harus bergeser arah dengan memutar otak dua kali ketika telah sampai pintu eksekusi karena sikon yang diluar dugaan. Pada posisi seperti ini IPNU-IPPNU perlu mencoba untuk mengembangkan visi bersama yang jelas tentang masa depan. Bisa diawali meninjau dan mengevaluasi kinerja organisasi. Pertimbangkan dengan baik langkah yang akan kita lakukan. tetapkan tujuan fleksibel yang dapat kita ubah bila perlu. Ini membantu menavigasi situasi yang tidak menentu dan asing. Sebagai kader maupun anggota IPNU-IPPNU harus tetap up to date dengan berita trend pelajar mutaakhir atau juga mungkin bisa menyisihkan waktu sejenak untuk mendengarkan dan melihat apa yang sedang terjadi di sekeliling. Ini membantu kita dalam memahami dan mengembangkan cara berpikir dan bertindak baru sebagai respons terhadap ancaman ketidakpastian.

Complexity adalah adanya gangguan dan kekacauan yang mengelilingi setiap organisasi. Dunia modern lebih kompleks dari sebelumnya. Masalah dan akibat lebih berlapis, berjalin berkelindan, dan saling memengaruhi. Situasi yang dihadapi tiap-tiap organisasi semakin rumit. Seperti semakin menjalarnya nilai-nilai radikalisme, mengakarnya sifat-sifat materialistik dan hedonis di kalangan pelajar, kian pudarnya moral generasi muda, serta semakin ketatnya daya saing di segala lini kehidupan memberikan sinyalemen bahwa IPNU-IPPNU jika ingin tetap lestari dan tidak tenggelam di telan zaman yang serba kompleks, harus mampu menyiapkan kader-kadrnya dengan pola kaderisasi yang lebih substansial. Hal ini bisa dimulai mengembangkan tim dengan membangun relasi atau kolaborasi. Situasi VUCA seringkali terlalu rumit untuk ditangani oleh satu dua orang. Jadi, alangkah perlunya membangun kolaborasi yang dapat menunjang secara efektif proses belajar, berjuang & bertakwa kita dalam lingkungan yang bergerak cepat.

Ambiguity didefinisikan sebuah keadaan yang terasa mengambang dan kejelasan masih dipertanyaakan. Setiap situasi dapat menimbulkan banyak penafsiran dan persepsi. Faktor keempat dalam lingkungan VUCA ini dapat dibandingkan dengan melihat melalui kaca buram. Itu membuat sulit bagi pengambil keputusan untuk melihat apa yang ada di sana. Ketika solusi yang tampaknya benar diterapkan, kepastian mencapai hasil dianggap tidak dapat diprediksi. Pesatnya kemajuan teknologi digital dan media sosial, membuat derasnya arus sunami informasi digital yang diterima masyarakat begitu masif sehingga seringkali terjadi kaburnya fakta dan opini yang menjadi ciri dari post truth (pasca kebenaran). Untuk itu, IPNU-IPPNU diharapkan dapat berkontribusi dalam upaya pencegahan penyalahgunaan kemajuan teknologi digital tersebut. pemberi informasi positif di dunia media sosial sebagai upaya menangkal konten-konten negatif berupa ujaran kebencian, hoaks dan juga fitnah dari pihak-pihak yang jelas dan nyata menanamkan ajaran yang menyimpang kepada generasi muda Indonesia.

Banyak organisasi yang berjuang untuk tetap bertahan dan selaras dalam sifat VUCA tersebut karena hal tersebut berpengaruh secara signifikan pada sumber daya manusia. Kesiapan dalam menghadapi VUCA itu bukan hanya beban 1 orang, tetapi juga seluruh anggota di dalam organisasi. Meskipun VUCA tak bisa dihindari, namun kita dapat mengurangi dampaknya, dan bahkan memutarbalikkan menjadi sebuah keuntungan organisasi. Tugas kita menyiapkan agar kita siap menghadapi VUCA yang terjadi dan telah terbukti menelan banyak korban di negeri ini. Pada akhirnya, kunci dari semua akan sangat ditentukan oleh kualitas SDM nya. Generasi IPNU-IPPNU diharapkan untuk senantiasa belajar dan meningkatkan kemampuan diri secara berkelanjutan dengan upaya perubahan atau perbaikan kepada yang lebih baik dan secara terus menerus atau biasa disebut dengan continous improvement.

Momentum ini menyeret kita untuk sama-sama berkontemplasi agar IPNU-IPPNU sebagai garda depan kaderisasi NU tetap konsisten memberikan andilnya dalam pembangunan sumberdaya pelajar yang lebih produktif. Tantangan-tantangan yang seolah telah siap merobohkan eksistensi IPNU-IPPNU, layaknya harus dijawab dengan program kerja yang lebih produktif & relevan. Pelatihan-pelatihan untuk mengasah keterampilan individu harus dijadikan sebagai prioritas guna membuktikan bahwa IPNUIPPNU tetap menjadi organisasi yang kecintaannya kepada Ulama, dibuktikan dengan kadar intelektualitas yang tinggi, ideologi yang mumpuni, kuatnya jati diri dan skill yang memadai.

Rekan-rekanita tuna asmara maupun yang sudah nirjomblo rokhimakumullah,

Bersama kita harus fahami apa yang menjadi dawuh founding fathers ikatan ini, IPNUIPPNU bukan organisasi yang berorientasi pada pencapaian kasta elit nan tinggi, namun seberapa besar kita dapat memberi manfaat dan kontribusi. Komitmen bersinergi menjadi sebuah kunci untuk saling menguatkan dibawah kibaran panji dengan berbagai hirarki dan kontestasi di masa kini. Kabar baiknya, silakan panjenengan semua bebas berkreasi tanpa meniggalkan nilai-nilai yang didawuhkan para kyai.

Selamat Harlah IPNU ke 68 & IPPNU ke 67 tahun !


Penulis : Wildan

Share this:

2 komentar :

 
Copyright © 2014 PC IPNU IPPNU KAB. KEDIRI. Designed by Ragiel Boy's Group