FIA 4.0 (FEMALE IN ACTION) : INOVASI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN BERBASIS INTENSIVE TRAINING DAN CREATIVE EDUCATION
PENDAHULUAN
“Perempuan ibarat separuh
masyarakat yang telah melahirkan separuh masyarakat lainnya, sehingga perempuan
seolah-olah mampu mewakili seluruh peradaban. Ia juga diibaratkan lingkaran
dengan kekuatan menciptakan, memelihara dan mengubah dunia”
-Diane Mariechild-
Kutipan di atas seolah mendeskripsikan
besarnya pengaruh peran perempuan dalam visi pembangunan. Selain berperan
sebagai pencetak generasi dan penentu moral bangsa, perempuan juga memiliki
peran penting dalam aspek pembangunan ekonomi, politik, dan sosial budaya. Hal
ini terlihat dari banyaknya perempuan di negara maju yang menduduki posisi
penting dalam bisnis dan pemerintahan. Pernyataan ini sejalan dengan data dari Mastercard Index of Women Entrepreneurs tahun
2017 yang menyatakan bahwa terjadi
hubungan yang besar antara Amerika Serikat sebagai negara maju dunia dan penduduk perempuannya. Di Amerika Serikat
jumlah perempuan yang menduduki posisi penting meningkat sekitar 60% dan
peningkatan ini berbanding lurus dengan kemajuan peringkatnya sebagai negara
maju dunia.
Kemajuan bangsa yang dimaksud berkaitan erat
dengan kesiapan sumber daya manusia terutama pada masa generasi emas 2045.
Generasi emas 2045 adalah generasi yang diharapkan menjadi perintis perubahan
dalam membentuk kehidupan dan peradaban bangsa yang lebih baik. Hal ini
merupakan batu loncatan sekaligus window
of opportunity yang menjadikan Indonesia selangkah lebih maju dimata dunia
karena pada saat itulah Indonesia mengalami sebuah fenomena yang disebut dengan
bonus demografi.
Bonus Demografi merupakan kondisi dimana suatu
wilayah atau negara memiliki jumlah penduduk usia produktif (usia 15-64 tahun)
lebih banyak dibandingkan dengan usia non-produktif (usia 65+) pada satu
kesempatan. Dalam bonus demografi mendatang, jumlah penduduk Indonesia 70%-nya
adalah usia produktif (usia dibawah 14 tahun dan diatas 65 tahun). Data ini
mengisyaratkan bahwa Indonesia pada generasi emas 2045 mendatang akan
kebanjiran sumber daya manusia yang diharapkan siap membawa perubahan dan
inovasi hebat dengan etos kerja dan daya saing tinggi terhadap pembangunan Indonesia.
Konsep gender menjelaskan bahwa perbedaan peran
antara laki-laki dan perempuan bukan ditentukan oleh perbedaan biologis atau
kodrat, tapi dibedakan menurut kedudukan, fungsi dan peranan masing-masing
dalam berbagai bidang kehidupan. Pernyataan ini menunjukkan bahwa konsep gender
seharusnya dipahami sebagai konsep yang membangun dan mendukung penuh akan
besarnya peran perempuan dalam pembangunan sebuah negara. Namun pada sisi yang
bertentangan, masyarakat Indonesia justru menganggap bahwa konsep gender adalah
alasan yang menjadi pembatas perempuan untuk berkembang karena adanya ketentuan
biologis atau kodrat. Mereka bahkan menyempitkan peran perempuan dengan
menjadikannya human in second position dibeberapa
aspek.
Beranjak dari latar belakang tersebut, penulis
bermaksud untuk menawarkan sebuah inovasi pemberdayaan perempuan guna
meningkatan peran dan kualitas perempuan sekaligus membuka pemikiran masyarakat
terkait kesalahan berpikir yang ada. Penulis berharap inovasi ini mampu memberi
solusi terbaik terhadap permasalahan tersebut sehingga mampu mewujudkan sumber
daya perempuan yang berkualitas tinggi pada masa Indonesia Emas 2045 mendatang.
Di dalam implementasi nyata pemberdayaan
perempuan, dibutuhkan program berupa edukasi kreatif sebagai media peningkatan
kualitas perempuan yang mampu mengubah mindset
masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, penulis menawarkan sebuah inovasi
pertama di Indoensia dengan nama “FIA 4.0. (Female in Action)”. Pemberdayaan
ini diaplikasikan melalui program intensive
training dan creative education dengan
basis education-entertainment arts.
Intensive
training terfokus pada aspek peningkatan sociotechnopreneur bagi perempuan usia 16-25 tahun. Bimbingan
diberikan dengan kurikulum yang berisi program peningkatan softskill dan hardskill.
Intensif training diaplikasikan melalui dua metode khusus yaitu secara face to face dan website online yang disebut melalui online training modules. Mereka juga harus melewati seleksi di mana
mereka mendapatkan tantangan gerakan 1000 video untuk menyuarakan aspirasinya
terkait peran perempuan melalui media sosial. Metode ini sebagai langkah awal
dalam membuka mindset masyarakat yang
terlalu menyempitkan peran perempuan dengan menjadikannya human in second position.
Adapun program creative education merupakan solusi dari permasalah masyarakat Indonesia yang memiliki pemahaman salah
terkait konsep gender. Program ini berbasis education-entertainment
arts yang diaplikasikan melalui mekanisme penggunaan pameran kesenian
sebagai media penyampaian edukasi yang menghibur tanpa menghilangkan nilai yang
disampaikan. Contoh dari metode ini adalah metode role playing yang menggambarkan masalah pemberdayaan perempuan
secara kreatif. Program inovasi yang
penulis tawarkan dapat lebih dijelaskan melalui uraian berikut :
1. Intensive Training
Intensive
training merupakan sebuah program berbentuk pelatihan
yang terfokus kepada setiap potensi peserta program dalam meningkatan kualitas
sumber daya perempuan dengan kurikulum pengembangan diri terhadap softskill dan hardskill. Hard skill
training lebih banyak mengulas tentang teknis pekerjaan, sedangkan soft skill training lebih mengarah pada
pengembangan SDM dan kemampuan pengelolaan diri yang baik, seperti keahlian
kerja sama, kemampuan berkomunikasi dengan baik, keberanian dalam menggerakkan,
kemampuan untuk bernegosiasi, dan perkembangan diri secara personal. Cara ini
dianggap efektif karena terfokus pada bagaimana pemenuhan apresisi potensi dan
bimbingan langsungan terhadap pemenuhan peningkatan kualitas diri peserta yang
disesuaikan dengan visi program ini.
Program ini dilaksanakan melalui 2 metode yaitu
secara face to face dan online training modules. Metode face to face dilaksanakan melalui tiga
tahap yaitu selection people, bition dan
supervition. Pada tahap selection people mereka harus mampu
melewati seleksi berkas, wawancara dan psikotes. Uniknya dalam tahap seleksi
berkas, mereka dituntut untuk mengikuti “Gerakan 1000 video” dengan tema Pemberdayaan Perempuan Menyosong Pembangunan
sebagai challenge yang akan
diviralkan melalui media sosial. Harapannya dengan penggunaan media sosial
seperti Instagram, YouTobe, dan lainnya dapat menarik
perhatian masyarakat pada gerakan pertama. Tahap selanjutnya adalah Bition (build and take action), tahap ini
merupakan tahap pelatihan secara face to
face yang mana mereka akan diberikan pengenalan tentang pentingnya peran
perempuan dan keranah mana saja mereka mampu membawa potensinya. Mereka akan
diajarkan bagaimana menjadi perempuan yang bernilai tinggi dari segi
kecerdasan, behavior, dan hardskill yang menunjangnya dalam
pekerjaan atau karir. Mereka juga ditekankan akan pentingnya konsep women leadership style dalam
meningkatkan integritas dan kredibilitasnya. Setelah kualitas diri tercapai,
mereka akan masuk ketahap pewujudan
karya atau project yang
mereka garap. Tahap ini
merupakan sarana bagi peserta untuk memberikan pengaruh positif terhadap
masyarakat. Tahap terakhir adalah supervition,
disini mereka menjadi mentor bagi anggota dibawahnya. Melalui program ini juga
akan dilaksanakan berbagai kegiatan seperti seminar, diskusi publik atau online
dan turun ke desa- desa tertentu untuk membangun dampak sosial.
Adapun ditahap yang sama peserta juga
disediakan pelatihan dalam bentuk online
training modules. Sistem ini merupakan sistem pemberdayaan online pertama di Indonesia dimana
sistem ini dianggap sebagai bentuk dinamisme teknologi di era milenial dalam
bentuk website. Bentuk ini sebagai
keunikan pemberdayaan perempuan pertama berbasis teknologi yang mudah diakses
oleh perempuan secara fleksibel. Fitur ini juga berisi edukasi kreatif dengan
menu yang sediakan berupa video tentang kepemimpinan, prestasi, entrepreneur, pencapaian
perempuan-perempuan hebat, dan motivasi bagi mereka.
2. Education Entertainment Art
Konsep education
entertainment art merupakan program kedua yang penulis tawarkan. Program
ini memiliki keunggulan dari segi sistem penyampaian nilai-nilai penting akan
peran perempuan dalam pembangunan dengan prinsip art education. Menurut hasil penelitian dari University of Art
London (2017), Seni sebagai media edukasi menarik dapat diberikan kepada
masyarakat untuk memperbaiki pemahaman atau konsep gender yang salah karena
hanya seni yang mampu menyampaikan nilai tanpa kaku dan sejalan dengan
kebudayaan masyarakat sekitar. Seni dapat mempengaruhi tingkah laku dan
tindakan masyarakat secara kolektif sehingga melukiskan aspek yang bersifat
secara sosial. Seni memiliki peran sebagai media edukasi karena eksplorasi
elemen, prinsip, proses, dan teknik berkarya dalam konteks budaya masyarakat
yang beragam mampu tersampaikan tanpa menghilangkan esensi dari nilai yang
ingin disampaikan. Disisi yang sama, seni mampu memberikan edukasi prinsip
media hiburan. Hal ini membuat penyampaian yang tidak kaku terlebih bagi
masyarakat yang begitu fanatik terhadap kesalahan konsep gender.
Prinsip program ini merupakan kerjasama antara
peserta dan FIA 4.0 sebagai bentuk komitmen bersama untuk mengubah pola pikir
masyarakat. Program ini penulis rencanakan akan berjalan 3 bulan sekali selama
1 tahun dan target sasarannya adalah daerah-daerah dengan masyarakat ekonomi
menengah kebawah yang masih kental dengan kebudayaan Indonesia. Adapun bentuk
pelaksanaanya berupa konsep pertunjukan seni seperti wayang, teater, pameran
seni 2 dan 3 dimensi, sastra maupun film pendek yang menarik masyarakat.
Melalui program ini penulis juga memberikan ruang bagi perempuan daerah untuk
menyuarakan aspirasi mereka terkait permasalahan kemajuan perempuan dengan
perpaduan konsep “Saatnya Aku Bersuara”. Puncak dari program ini adalah akan
dilaksanakannya kegiatan terbesar oleh peserta dan FIA 4.0 sebagai sarana
perpaduan seni dan kolaborasi terkait karya yang telah peserta raih.
FIA 4.0 adalah sebuah inovasi
pemberdayaan perempuan yang terfokus pada prinsip prestatif, proaktif, dan
kontributif dengan berbasis pemanfaatan teknologi dan seni yang menarik.
Program ini dirancang untuk meningkatkan kualitas dan peran perempuan Indonesia
untuk mencapai pembangunan menuju besarnya bonus demografi mendatang pada
Indonesia emas 2045. Oleh karena itu, dengan adanya program ini penulis yakin
bahwa perempuan mampu mendapatkan dukungan sekaligus wadah agar mereka mampu
berkembang optimal dan membawa perubahan terhadap kekeliruan berpikir
masyarakat.
Tantangan pemberdayaan berbasis FIA 4.0 terletak pada strategi penarikan minat perempuan yang ada. Pemberdayaan harus mendapat dukungan melalui orang-orang disekitar sehingga mampu meningkatkan media branding yang baik. Branding yang menarik harus diciptakan baik secara door to door maupun melalui sosial media. Selain itu, program ini setidaknya mampu menarik perhatian dan peran pemerintah dalam pembangunan dibagian pelegalan program dan bantuan pendanaan.
Posting Komentar