BREAKING NEWS

Senin, 25 Januari 2021

SRIKANDI DUNIA PENDIDIKAN

 SRIKANDI DUNIA PENDIDIKAN



         Perempuan memiliki peran yang sangat penting dalam mewarnai segala aspek kehidupan ini khususnya dunia pendidikan dimana mendidik dan menciptakan generasi penerus bangsa yang hebat dan cemerlang adalah sebuah keharusan dalam mewujudkan sebuah bangsa hebat dan bermartabat. Perempuan tidak hanya memiliki peran dalam ranah domestik seperti hanya mengurus keperluan rumah tangga saja. Seringkali dalam kehidupan sosial, kedudukan wanita dipandang sebatas hanya untuk mengurus kehidupan rumah tangga dan hanya laki-laki lah yang memiliki peran dalam ranah publik dan sosial, seperti bekerja dan memiliki karir. Seiring dengan berkembangnya zaman, tentu anggapan ini mulai ditolak oleh sebagian besar masyarakat terutama pada kalangan perempuan itu sendiri.

Dapat diasumsikan bahwa, seiring berkembangnya zaman, kesetaraan genre dalam kedudukan terus ditegakkan antara laki-laki dan perempuan. Memang benar, perempuan memiliki potensi dan peran yang penting dalam kehidupan sosial dalam masyarakat, terutama dalam mewujudkan generasi yang cemerlang dan hebat. Dengan jasa para perempuanlah negara ini bisa memiliki generasi yang hebat, cemerlang, dan berbudi luhur. Sejarah juga telah mencatat banyak sekali jasa para tokoh perempuan, terutama dalam pendidikan namun demikian seorang perempuan tetaplah tidak boleh melupakan tugas utama dalam sebuah kehidupan berumah tangga..

ISI

            RA Kartini. Pendekar bangsa. Siapa yang tidak mengenal tokoh wanita ini, seorang tokoh yang memiliki cerita dan sejarah dalam memperjuangkan hak asasi para perempuan di tanah air. Seorang tokoh emansipasi wanita, lahir di Jepara, Hindia Belanda, 21 April 1879. Seorang tokoh Jawa dan pahlawan Nasional Indonesia, pelopor kebangkitan perempuan pribumi. Beliau adalah salah satu contoh seorang perempuan yang memiliki peran penting dalam mewujudkan gerakan emansipasi wanita. Kartini adalah anak ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri. Kakeknya, Pangeran Ario Tjondronegoro IV adalah seorang Bupati, dia dikenal pada pertengahan abad ke-19 sebagai salah satu bupati pertama yang memberi pendidikan Barat kepada anak-anaknya. Sampai usia 12 tahun, Kartini bersekolah di ELS ( Europese Lagere School )1 belajar bahasa Belanda. Setelah usia 12 tahun, sekolahnya harus berhenti dan harus tinggal di rumah karena sudah bisa dipingit. Namun, setelah Kartini dirumahkan, tidak menjadi alasannya untuk terus belajar. Setelah bisa berbahasa Belanda, di rumah ia belajar sendiri. Melalui buku-buku, Koran, dan majalah Eropa, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir perempuan Eropa. Timbul keinginan untuk memajukan perempuan pribumi, dalam pandangannya ia melihat bahwa perempuan pribumi masih memiliki status sosial yang rendah di masyarakat.

Oleh orangtuanya, Kartini dijodohkan dengan  bupati Rembang, K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat. Suaminya mengerti keinginan Kartini dan Kartini diberi kebebasan dan didukung untuk mendirikan sekolah wanita yang kini digunakan sebagai Gedung Pramuka. Berkat kegigihannya, didirikanlah Sekolah Wanita oleh Yayasan Kartini di Semarang pada 1912, kemudian di berbagai kota lainnya, contohnya Surabaya, Yogyakarta, Malang, dan berbagai kota lainnya. Sekolah tersebut dinamai dengan Sekolah Kartini.

Cita-citanya yang sangatlah mulia itu khususnya dalam mengedepankan emansipasi wanitia dalam segala aspek kehidupan yang ada ini dituangkan melalui surat-suratnya kepada kenalan dan sahabatnya orang Belanda di luar negeri, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh sastrawan Pujangga baru Armijn Pane dengan judul Habislah Gelap Terbitlah Terang. Berkat perjuangannya, Kartini mampu mengemukakan serta mewujudkan ide-ide pembaharuan masyarakat yang melampaui zamannya melalui surat-surat bersejarah.

Seorang perempuan adalah sosok yang tangguh dan kuat. Mereka memiliki peran yang mampu membuat generasi kita semakin maju dari zaman ke zaman, Begitu pentingnya juga pendidikan untuk seorang perempuan agar mampu membuat bangsa ini menjadi bangsa yang lebih maju dalam segi pendidikan maupun pemikiran, jikalau juga tanpa ada peran perempuan yang berjuang untuk kemerdekaan bangsa ini, mungkin bangsa ini sekarang masih berpegang teguh pada budaya kuno mereka tanpa ada perkembangan dan akan terus menjadi bangsa yang terjajah.

Banyak sekali aksi sosial yang bertujuan untuk bisa memberdayakan hak perempuan dari zaman ke zaman. Di Indonesia sendiri pun, pembelaan hak asasi perempuan sudah dilakukan bahkan sejak zaman penjajahan oleh Negara Belanda. Dimulai dari sejarah yang menjadikan 22 Desember sebagai hari yang memiliki makna tersendiri untuk kaum perempuan, yakni hari ibu. Latar belakangnya dimulai dengan diadakannya kongres perempuan2 (22 Desember-25 Desember), berkumpulnya berbagai organisasi perempuan dari berbagai daerah untuk menyatakan kesamaan nasib mereka di Tanah Air. Mereka berdiskusi, bertukar pikiran, berbagai macam gagasan dan pemikiran diungkapkan dalam kongres perempuan tersebut (22 Desember 1928-25 Desember 1928). Lalu 10 tahun setelahnya, didakanlah lagi Konferensi Perempuan III, pada 22 Desember 1938 yang menjadi tanggal diresmikannya tanggal itu sebagai Hari Ibu, mengingat juga bahwa terjadinya Konferensi Perempuan pada saat itu juga dilatarbelakangi oleh protes terhadap terhadap penetetapan Hari Kartini yang ditetapkan oleh Presiden Soekarno sebagai bentuk penghargaan terhadap aktivis yang memperjuangkan emansipasi wanita dikarenakan banyak yang mengaggap Kartini hanya melakukan perjuangan di daerah Jepara dan Rembang.  Dari sini sudah terlihat jelas bahwa perempuan juga sebenarnya memiliki potensi dalam mengembangkankan kemampuan dalam dirinya, bahkan mampu bersaing dengan kaum laki-laki dalam bidang pendidikan, politik, sosial, dan berbagai macam bidang lainnya. Jelas sudah bahwa perempuan mempunyai peran penting dan berpotensi menjadikan dirinya menjadi seseorang yang hebat, berprestasi, berbudi luhur, dan berilmu serta mampu menjadikan generasi penerusnya menjadi generasi yang gemilang dan cemerlang.

Perempuan itu ternyata sangatah berperan penting dalam mewujudkan Negara Indonesia yang makmur dan maju. Peradaban suatu negara tidak akan bisa berkembang pesat jika tidak didukung oleh para perempuan. Perempuan berperan penting dalam mewujudkan bangsa yang cerdas, dan berbudi luhur. Seperti yang dijelaskan dalam hadis ini :

اَلْمَرْأَةُ عِمَادُ الْبِلاَدِ إِذَا صَلُحَتْ صَلُحَ الْبِلاَدُوَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْبِلاَدُ

Artinya : “Wanita adalah tiang Negara, apabila wanitanya baik, maka Negara itupun akan baik dan apabila wanitanya rusak, maka negarapun akan rusak.”

Terbukti dengan jelaslah dari ungkapan tersebut bahwa pentingnya peran perempuan dalam mewujudkan generasi penerus yang hebat, berprestasi, dan berbudi luhur menuju kepada negara yang maju dan makmur. Yang paling sederhana contohnya adalah hubungan antara ibu dan anak. Seorang anak akan mulai belajar untuk beradaptasi dengan lingkungan dan kehidupan sosial dimulai dari orang yang paling dekat dengan mereka, yakni dari didikan orang tua. Namun, dalam perannya, ibulah yang umumnya berperan langsung untuk mendidik anak dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan peran ayah disini lebih sibuk mencari nafkah untuk mengidupi keluarga. Bisa disimpulkan bahwa pentingnya pendidikan untuk perempuan dalam membentuk karakter anak sebagai bekal hidup mereka sekarang dan di masa yang akan datang. Hal ini seperti yang disampaikan dalam pidato Djami ( Organisasi Dharmo Laksmi ) pada masa kolonial yang berjudul “iboe”, berisikan cerita Djami pada masa kecil yang sulit mengakses pendidikan karena pada masa itu, pendidikan untuk perempuan dianggap tidak penting dan hanya laki-lakilah yang diperbolehkan untuk mengakses pendidikan. Namun, dalam pidatonya, Djami menyatakan pendapat lain soal itu. Dalam pidatonya, Djami mengatakan, “Tak seorang akan termasyhur kepandaian dan pengetahuannya yang ibunya atau perempuannya bukan seorang perempuan yang tinggi juga pengetahuan dan budinya.”, yang artinya, tidak akan berhasil seorang anak jika ibunya tidak memiliki pengetahuan dan budi yang baik.

            Anak itu bisa diibaratkan seperti selembar kertas putih bersih, belum ternoda oleh apapun. Mereka bisa menjadi seorang yang baik ataupun buruk, menjadi seorang yang berbudi luhur ataupun tidak berbudi, semua kembali kepada bagaimana dalam orang tuanya membimbing dan mendidik, terutama bimbingan seorang ibu yang selalu mendampingi dalam kehidupan anak sehari-harinya.

KESIMPULAN

           Melalui pendidikan, perempuan sebenarnya berpotensi mampu mengembangkan minat dan bakat dalam diri mereka. Bahkan, mampu bersaing dengan kaum laki-laki. Dari zaman ke zaman, banyak ditemui orang-orang yang hebat dan berpengaruh berasal dari kaum perempuan, dan lebih banyak lagi setelah kita memasuki era yang modern pada saat ini. Dalam mewujudkan generasi yang gemilang dan cemerlang, diperlukan pendidikan yang maju dan berkembang dalam segi kuantitas maupun kualitas. Dan sebaik-baik pendidikan, semua dimulai dari pendidikan orang tua. Dalam hal ini, mereka para perempuanlah yang memiliki peran yang paling dekat dan aktif untuk membimbing anak-anak mereka sebagai langkah awal mereka untuk bekal dalam menempuh pendidikan dan menimba ilmu yang lebih luas lagi. Jikalau para perempuan tidak memiliki pendidikan yang baik, bagaimana mungkin mereka bisa memberikan pendidikan yang baik juga kepada anak-anak mereka untuk langkah awal mereka dalam menempuh pendidikan dan menimba ilmu. Oleh karena itu marilah kita semua menjadi orang yang sangat bijak dalam memberikan makna dan warna seorang perempuan dimana seorang perempuan dan laki – laki itu mempunai hak kewajiban serta kedudukan yang sama dalam semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara ini.


MOCHAMMAD RAYHAN CUNDAPUTRA ( PAC PURWOASRI )

Share this:

Posting Komentar

 
Copyright © 2014 PC IPNU IPPNU KAB. KEDIRI. Designed by Ragiel Boy's Group