Tim SRC PC IPNU-IPPNU Kabupaten
Kediri
Physical distancing (pembatasan jarak fisik) mulai akrab didengar seiring dengan
masuknya virus Covid-19 (coronavirus disease 2019) ke Indonesia. Physical distancing
ini bertujuan untuk
mencegah penyebaran pandemi Covid-19. Hal ini sangat berdampak bagi berbagai sektor kehidupan
masyarakat seperti
ekonomi, sosial, terutama pendidikan. Adanya kebijakan physical distancing tersebut mengharuskan lembaga pendidikan untuk membatasi pembelajaran dengan metode tatap muka. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya lembaga
pendidikan yang menerapkan pembelajaran jarak jauh dengan penugasan tertulis
ataupun pembelajaran daring (dalam jaringan). Hal ini
dilakukan agar para guru
dan siswa tetap dapat melakukan kewajibannya sejak selama physical distancing. Namun, sebagai kebijakan baru tentu banyak sekali pro dan kontra terhadap model pembelajaran tersebut. Pro-kontra tersebut muncul baik dari kalangan
pelajar ataupun orang tua wali. Tidak sedikit pula yang mengeluhkan sulitnya sistem
pembelajaran jarak jauh atau Daring ini.
Dalam hal ini,
Tim SRC - Litbang PC IPNU IPPNU Kabupaten Kediri melakukan riset untuk mengukur
seberapa efektif pembelajaran dengan sistem daring tersebut dan
bagaimana respon pelajar dalam menjalankan aktivitas belajar dengan sistem daring.
Riset ini dilakukan selama dua hari yakni pada tanggal 5-6 April 2020.
Adapun subjek penelitiannya adalah pelajar se-Kabupaten Kediri dimulai
dari jenjang sekolah dasar hingga perguruan
tinggi, dengan jumlah
404 responden. Riset ini dilakukan dengan penyebaran angket menggunakan media
internet yaitu google form, yang disebarkan melalui grup-grup whatsapp. Dengan
adanya riset ini diharapkan dapat dijadikan bahan
pertimbangan dalam memutuskan kebijakan pembelajaran selanjutnya.
Berikut ini data hasil survei yang dilakukan
Tim SRC - Litbang PC IPNU IPPNU Kabupaten Kediri:
Berdasarkan
hasil survei “Efektivitas Pembelajaran Daring selama Physical Distancing Covid-19” oleh Tim
SRC-Litbang PC. IPNU-IPPNU Kabupaten Kediri menunjukkan bahwa (32,4%) responden menyatakan
sikap setuju dan (67,6%) responden menyatakan sikap tidak setuju dengan penerapan model pembelajaran daring. Berikut
adalah persentase problematika para responden :
(23,3%)
|
Kesulitan
memahami materi
|
(4,2%)
|
Kurangnya penguasaan Internet/komputer
(Gaptek)
|
(7,4 %)
|
Menurunnya
motivasi belajar
|
(53,4 %)
|
Kurangnya interaksi sosial antara
guru dengan siswa ataupun antar siswa
|
(9,7%)
|
Alasan lain.
|
Berdasarkan data diatas menunjukan bahwa efektifitas pembelajaran dengan menggunakan
jaringan belum begitu efektif dan memiliki beberapa problematika seperti
tersebut di atas. Dengan kondisi yang ada seperti ini. Harus kita maklumi
bersama bahwa, keberhasilan belajar bukan hanya ditentukan oleh kebijakan
pemerintah saja, melainkan juga dukungan dari seluruh elemen masyarakat
terutama pelaku pendidikan seperti siswa, guru dan orang tua. Oleh karena itu,
hendaknya generasi muda lebih inovatif mencari gagasan baru untuk mengatasi
problematika yang ada sekarang.
Mantabb pc ipnu ippnu kab kediri walaupun dirumah aja harus tetap produktif dengan berbagai cara, yakni darring berupa apa aja.. Kerenn
BalasHapus